
Rembang, Jawa Tengah berencana menanam 10.000 mangrove di Kawasan Ekonomi Essensial (KEE) Pasarbanggi. Kepala Dinas LH Rembang, Ika H Affandi, mengungkapkan hal ini dilakukan sebagai upaya rehabilitasi ruang terbuka hijau (RTH).
“Memang di target RTH kawasan ruang terbuka hijau 30 persen. Tahun ini ada pengadaan bibit yang cukup banyak. Nanti kami fokuskan di hutan mangrove di Pasarbanggi,” kata Ika saat ditemui di sela acara gerakan Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) yang digelar Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BDLF), Selasa (27/5/2025).
Menurut Ika, RTH Pemkab Rembang sejauh ini baru mencapai 3 persen. Oleh sebab itu, pihaknya mulai menggencarkan penanaman yang digelar pada 5 Juni 2025 mendatang.
“Jauh (dari target) harusnya, kami dihitung sekitar baru 3 persen. Karena memang hutan itu tidak masuk di RTH padahal kami punya hutan banyak,” jelas dia.
Selain rehabilitasi lahan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang akan menyetop praktik open dumping atau pembuangan sampah terbuka di TPA Landoh. Pihaknya diberi waktu 180 hari untuk menghentikan sistem pembuangan tersebut.
“Ini sudah proses perencanaan. Kami memang mendapatkan anggaran dari Pak Bupati untuk melakukan penataan TPA. Intinya open dumping memang harus ditutup,” papar Ika.
Dia memastikan bahwa TPA Landoh diganti dengan sistem sanitary landfill, yakni sampah ditimbun di dalam tanah. Pemda turut berencana membangun fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) Rembang.
RDF ini nantinya bakal mengelola 100 ton sampah per hari. Kendati demikian, dia belum bisa memastikan fasilitas peredam bau apa saja yang akan dipasang di RDF.
“Pengadaannya Rp 120 miliar dari loan Jerman, pendanaan dari Kementerian PUPR. Luasnya 7 hektare (RDF), untuk TPA open dumping 1,3 hektare,” tutur dia.