
Berdasarkan rencana dan kebijakan yang sudah ada, UE diperkirakan akan berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca bersihnya sebesar 54 persen pada 2030, jika dibandingkan dengan tingkat emisi pada tahun 1990.
Proyeksi 54 persen ini menunjukkan bahwa UE hanya kurang 1 persen dari target yang telah mereka tetapkan.
Proyeksi tersebut didasarkan pada evaluasi dan analisis mendalam terhadap kebijakan iklim yang sudah diterapkan oleh UE secara keseluruhan, serta rencana-rencana yang telah diajukan oleh masing-masing negara anggotanya.
Kemajuan ini menunjukkan pemerintah telah meningkatkan upaya mereka untuk mengekang emisi dalam dua tahun terakhir meski ada ketegangan politik dari beberapa negara yang ingin agar agenda lingkungan UE tidak terlalu agresif karena kekhawatiran akan dampaknya terhadap ekonomi dan sektor-sektor tertentu.
Melansir Reuters, Rabu (28/5/2025), Eropa adalah benua yang paling cepat memanas di dunia.
Banjir yang merusak panen dan kebakaran hutan yang mematikan merupakan dua contoh konkret dari dampak ekstrem perubahan iklim yang sudah sering melanda negara-negara UE.
Namun, UE berada dalam dilema. Di satu sisi mereka berkomitmen pada agenda iklim yang ambisius, namun di sisi lain, tekanan ekonomi dari krisis energi dan potensi tarif AS membuat banyak pihak menuntut pelonggaran kebijakan hijau untuk menyelamatkan bisnis yang tertekan.
Komisaris iklim UE Wopke Hoekstra pun mengatakan UE akan berinvestasi lebih banyak dalam teknologi bersih untuk memastikan industri dapat berkembang dari transisi hijau Eropa.
“Emisi turun 37 persen sejak 1990, sementara ekonomi telah tumbuh hampir 70 persen, membuktikan aksi iklim dan pertumbuhan berjalan beriringan. Sekarang kita harus membangun momentum ini,” kata Hoekstra.
Lebih lanjut Komisi Eropa telah mengidentifikasi kemajuan yang signifikan di sektor energi dalam upaya mengurangi emisi. Salah satu buktinya adalah pada tahun 2023, 24 persen dari konsumsi energi UE berasal dari sumber energi terbarukan.
Kendati demikian ada beberapa sektor yang tertinggal dalam mengurangi emisi mereka, di antaranya adalah yakni pertanian dan transportasi.
Target iklim Uni Eropa untuk tahun 2030 adalah salah satu yang paling ambisius dan agresif di antara negara-negara ekonomi besar lainnya di seluruh dunia.
Tetapi mereka juga tengah menghadapi tantangan politik internal yang menyebabkan penundaan dalam menetapkan target iklim jangka menengah yang baru untuk tahun 2040.