KUBET – BRIN: Angka Cetane Bahan Bakar dari Limbah Plastik Lebih Tinggi dari Pertamina Dex

RDF Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara.

Lihat Foto

BRIN) bersama Bank Sampah Banjarnegara, Jawa Tengah, bekerja sama menciptakan bahan bakar CN (Cethane Number) 54 melalui pengolahan limbah plastik.

Melalui diskusi secara daring di Jakarta, Rabu (28/5/2025), Peneliti Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup BRIN Tri Martini menjelaskan bahan bakar yang diberi nama petasol tersebut dihasilkan melalui proses mesin yang disebut sebagai proses fast pyrolisis.

“Dari riset terakhir dengan berbagai macam tipe sampah yang dimasukkan dalam proses mesin fast pyrolisis, ternyata dari hasil analisis terakhir yang dilakukan oleh Sucofindo itu angka cethane-nya sudah 54, tentu dengan modifikasi bahan baku yang dimasukkan,” kata Tri Martini.

Tri menjelaskan hasil uji tersebut diperoleh berdasarkan 18 parameter yang diwajibkan oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Ia memaparkan bahan bakar petasol tersebut telah memenuhi berbagai macam tes, seperti angka cethane, berat jenis, kandungan sulfur, viskositas, dan lain sebagainya.

“Kalau kita lihat di batasan angka minimal, angka cethane untuk produk solar yang biasa disebut Pertamina Dex itu minimalnya kan 51. Nah kita sudah lebih dari itu, hasil lab terakhir itu 54,” ujarnya.

Meski demikian Tri menggarisbawahi hasil tersebut bukan untuk dibanding-bandingkan, namun hal tersebut hanya untuk sebatas mengetahui kualitas yang dihasilkan melalui proses ini.

Sebab ia menekankan bahwa proses pengolahan sampah menjadi petasol itu bukan bertujuan untuk menghasilkan bahan bakar, tetapi untuk mengurangi sampah plastik residu, atau sampah plastik yang sudah tidak punya nilai ekonomi, menjadi bahan atau menjadi produk yang punya nilai tambah.

“Sehingga itu bisa bermanfaat atau bisa digunakan kembali, mengikuti prinsip ekonomi sirkular,” lanjutnya.

Sementara Perwakilan Bank Sampah Banjarnegara Endi Rudianto menjelaskan petasol yang dihasilkan dari proses pengelolaan sampah plastik tersebut sehari-harinya digunakan untuk membantu petani/nelayan yang membutuhkan bahan bakar.

Meski demikian ia mengakui bahan bakar petasol itu juga bisa digunakan oleh mesin diesel apapun, termasuk kendaraan.

“Kebetulan yang untuk sekarang kita pakai untuk kendaraan operasional, Fortuner tahun 2008. Kita sudah hampir empat tahun pakai bahan bakar petasol,” ucap Endi Rudianto.

 

Posted in Tak Berkategori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *