
Pendanaan ini menjadi bagian dari total pembiayaan sebesar 92,6 juta dolar AS yang dikucurkan melalui Asian Development Bank (ADB).
Dengan ekspansi, PLTP Muara Laboh bakal mencapai kapasitas produksi listrik hampir dua kali lipat dari saat ini dan diperkirakan mampu memasok energi bersih untuk sekitar 900.000 rumah tangga di wilayah Sumatera Barat.
Pinjaman dari Australia ini disalurkan melalui Australian Climate Finance Partnership (ACFP), sebuah fasilitas pembiayaan campuran (blended finance) yang dikelola oleh ADB dan didanai Pemerintah Australia.
Skema ini dirancang untuk menurunkan risiko dan biaya pendanaan, sehingga dapat menarik investasi sektor swasta dan mempercepat pengembangan proyek-proyek energi terbarukan.
Melalui keterangan resmi Kedutaan Australia pada Senin (26/5/2025), Wakil Duta Besar Gita Kamath mengatakan bahwa ekspansi PLTP Muara Laboh menunjukkan bagaimana mekanisme pembiayaan campuran dapat membantu memajukan pengembangan panas bumi dan mencapai tujuan ketahanan energi serta dekarbonisasi.
“Australia dan Indonesia bekerja sama untuk memanfaatkan peluang ekonomi dari transisi energi yang inklusif melalui Australian Climate Finance Partnership dan KINETIK, Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia,” katanya saat hadir dalam acara financial close proyek pada 23 Mei 2025 lalu.
KINETIK merupakan inisiatif iklim dan energi unggulan Australia di Indonesia, yang memperdalam kerja sama bilateral untuk mengurangi emisi dan mendorong sistem dan industri energi guna mempercepat transisi menuju nol emisi.
Pendanaan Australia melalui proyek PLTP Muara Laboh menjadi contoh konkret bagaimana dukungan internasional dapat mempercepat transisi energi di Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.