KUBET – Bagaimana AI Membantu Industri Mode Kurangi Limbah Tekstil?

Ilustrasi baju daur ulang.

Lihat Foto

pakaian dibuang, dikubur, atau dibuang.

Menurut Ellen MacArthur Foundation, sementara di balik layar, limbah dari industri mode ini bahkan dimulai lebih awal sebelum proses produksi, di mana limbah tekstil yang tak bisa digunakan dibuang sebelum menjadi pakaian.

Itulah masalah yang ingin dipecahkan oleh Smartex, perusahaan berbasis kecerdasan buatan yang mencoba memecahkan masalah limbah di rantai produksi industri fashion.

Mengutip Sustainability News, Selasa (27/5/2025) perusahaan ini membangun sistem berbasis kamera yang menggunakan kecerdasan buatan untuk mendeteksi cacat pada tekstil saat diproduksi.

Dengan mendeteksi masalah lebih awal, pabrik mengurangi limbah bahan.

Selama tiga tahun terakhir, Smartex mengatakan teknologinya telah membantu mencegah 1 juta kilogram kain terbuang sia-sia.

Perusahaan mengklaim sistemnya meningkatkan efisiensi produksi sekitar 0,37 persen per kilogram kain jadi. Kedengarannya kecil, tetapi jumlahnya banyak.

Sebagai gambaran, pada tahun 2024, raksasa mode Inditex (yang memiliki Zara) menggunakan lebih dari 678.000 ton bahan baku.

Sebagian kecil dari persen yang dihemat pada skala tersebut berarti lebih banyak pakaian yang dibuat namun lebih sedikit limbah yang dihasilkan.

Bagian dari tantangannya adalah produksi pakaian masih sangat manual, dan rantai pasokan panjang dan terfragmentasi.

Kapas dapat ditanam di satu negara, diwarnai di negara lain, dijahit di negara ketiga.

Kompleksitas itu membuat proses standarisasi atau digitalisasi menjadi sulit. Pada saat yang sama, industri mode bergerak cepat dan bereaksi terhadap tren yang berubah.

Sementara dampak lingkungan industri ini serius.

Uni Eropa mengatakan 20 persen polusi air global berasal dari pewarnaan dan penyelesaian kain. Mengurangi limbah dan meningkatkan kontrol kualitas di sumbernya dapat mengurangi tekanan pada sumber daya dan margin.

Lebih lanjut, Smartex menggunakan infrastruktur AWS untuk melatih model pembelajaran mesinnya. Model-model ini harus beradaptasi dengan variasi dalam lingkungan kain dan produksi di berbagai negara dan pabrik.

Dalam jangka panjang, Smartex memiliki tujuan yang lebih luas. Perusahaan ini ingin menjadi lapisan digital yang menghubungkan semua bagian dari rantai pasokan mode.

Salah satu pendiri dan CEO Smartex Gilberto Loureiro menyebutnya sebagai “sistem operasi” untuk pabrik di mana perangkat lunak yang membantu merek melacak asal barang, cara pembuatannya, dan sumber daya apa yang digunakan.

Namun untuk saat ini, Smartex berfokus pada pengurangan limbah dan membantu pabrik beroperasi lebih efisien untuk mengurai masalah yang dihadapi oleh industri mode.

Posted in Tak Berkategori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *