KUBET – Bank Sampah Kepulauan Seribu Mampu Tekan 80 Persen Limbah Rumah Tangga

Para anggota Bank Sampah di Pulau Kelapa Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi Jakarta, Kamis (24/4/2025) saat memilah sampah plastik rumah tangga untuk kemudian dimanfaatkan sebagai nilai tambah pendapatan rumah tangga.

Lihat Foto

Sampah di Pulau Kelapa, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi Jakarta berhasil menekan volume sampah rumah tangga yang dibuang ke tempat pembuangan sementara (TPS) hingga 80 persen.

Petugas Pendamping Bank Sampah dari Suku Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Seribu Zainal mengatakan, keberhasilan ini beriringan dengan meningkatnya kesadaran warga dalam memilah sampah.

Sebelumnya, warga diberikan pendampingan intensif untuk memilah sampah yang dimulai sejak 2018.

“Sekarang warga sudah mulai sadar dan memilah sampah langsung dari rumah. Sampah organik, anorganik, hingga limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) sudah mulai dipisahkan sejak dari sumbernya,” kata Zainal, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (24/4/2025).

Dia menjelaskan, konsistensi warga dalam menjalankan program pengelolaan sampah semakin membaik dalam satu tahun terakhir. 

Sedikitnya, saat ini sudah ada 108 rumah tangga di wilayah itu yang terlibat aktif dalam proses pemilahan sampah.

Suku Dinas Lingkungan Hidup dalam hal ini berkolaborasi dengan para mitra strategis, seperti Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) untuk menggerakkan Bank Sampah di pulau itu.

Bentuk komitmen yang diberikan WVI dalam kolaborasi tersebut seperti troli, gerobak, sepatu bot, hingga kegiatan edukasi dan padat karya dari pengelolaan sampah.

“Sebelum adanya pendampingan ini, seluruh sampah rumah tangga dibuang langsung ke TPS tanpa pemilahan, bahkan sebagian dibuang ke laut atau sampah kiriman yang dibawa arus sampai ke pulau kami ini,” ungkap Zainal.

Produksi sampah

Dia menyebutkan, jumlah produksi sampah rumah tangga di wilayah tersebut mencapai 200 hingga 300 kilogram per hari, jumlah sampah ini belum termasuk sampah kiriman dari daerah sekitar yang hanyut terbawa ombak laut.

Para nasabah bank sampah dan warga di Pulau Kelapa sudah mulai terlatih untuk memilah sebagian besar sampah seperti plastik, kertas, kardus dan sejenisnya.

Sampah-sampah itu kemudian dijual ke pengepul atau sampah itu diolah menjadi kerajinan bernilai ekonomis sekaligus daya tarik bagi wisatawan.

Sementara untuk sampah residu yang tidak dapat dimanfaatkan seperti puntung rokok dan pembalut atau sejenisnya, akan ditampung di TPS.

Lalu setiap akhir pekan, sampah tersebut diangkut menggunakan kapal dikirim ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Bantar Gebang.

“Tidak semua jenis sampah lagi yang keluar dari pulau kami ini, sudah berkurang karena diproses semua, 80 persen lah pengurangannya dari adanya bank sampah ini,” papar Zainal.

KUBET – BRIN Kembangkan Teknologi Hijau Berbasis Komoditas Kelapa

Ilustrasi kelapa, buah kelapa.

Lihat Foto

kelapa terbesar dunia. Sayangnya, selama ini sebagian besar potensi itu berakhir sebagai bahan mentah murah yang dikirim ke luar negeri.

Banyak dari bagian kelapa sabut yang dibuang, air kelapa yang diabaikan, dan daging kelapa hanya berhenti sebagai kopra.

“Indonesia dengan wilayah pesisir yang luas memiliki potensi besar menghasilkan kelapa dan turunannya. Tapi potensi ini belum dimanfaatkan dengan optimal,” ujar Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R. Hendrian sebagaimana dikutip dari keterangan resminya pada Kamis (24/04/2025).

Oleh sebab itu, untuk memanfaatkan potensi kelapa agar menjadi komoditas yang memberikan nilai tambah ekonomi, namun tetap tidak memberikan dampak buruk kepada lingkungan.

Dalam kaitan tersebut, BRIN menandatangani nota kesepahaman dengan PT Walindo Mitra Bersama untuk membangun industri kelapa yang tidak menyisakan limbah.

Kerja sama ini mulai dilaksanakan dengan BRIN yang mengembangkan bioleather dari nata de coco.

Bioleather lembaran hasil fermentasi bakteri yang diproses menyerupai kulit, menggunakan pewarna alami dari biji mete (CNSL) dan pelapis dari minyak linseed dan turpentine.

Hasil dari inovasi tersebut adalah alternatif kulit yang tidak melibatkan hewan, tidak sintetis, dan bisa terurai secara hayati sehingga tidak menjadi limbah.

Selain itu, reaktor produksinya juga dirancang dengan sistem sirkulasi cairan dan polimerisasi simultan, teknologi yang memberikan dampak baik cukup besar kepada lingkungan, sebab teknologi tersebut membuat proses pembuatan bioleather lebih efisien, bersih, dan terkontrol.

Produk Lainnya

Selain itu, BRIN juga mengembangkan produk MCT (Medium Chain Triglyceride) dari VCO dan minyak kelapa.

MCT merupakan suplemen yang banyak digunakan dalam dunia kesehatan dan pangan fungsional. Di pasar global, nilai jual MCT jauh di atas minyak kelapa biasa.

Namun, untuk memberikan keuntungan nilai ekonomi yang tinggi kepada negara semua riset harus dilakukan di dalam negeri, dengan bahan lokal, dan ditujukan untuk industri lokal.

“Belum ada inovator yang mampu memaksimalkan kelapa tanpa menyisakan limbah. Itu yang ingin kami capai,” kata Heriadi Kaboel, Direktur Utama PT Walindo.

Alih-alih hanya fokus pada konsumen akhir, kolaborasi ini menyasar jantung persoalan keberlanjutan, yaitu sistem produksi.

Bagaimana memanfaatkan semua bagian kelapa dari mulai airnya, sabutnya hingga tempurungnya bukan untuk “tampil hijau”, tapi untuk menghentikan pola ekonomi linier yang menghasilkan limbah setiap detiknya.

Lebih dari sekadar proyek riset, inisiatif ini adalah pengingat bahwa keberlanjutan tidak selalu terlihat keren di Instagram. Ia bisa lahir dari pabrik, dari laboratorium, juga dari sawah asalkan ada niat membangun sistem yang adil, bersih, dan berakar pada kekayaan lokal.

KUBET – Jadi Tuan Rumah KTT Iklim COP30, Brasil Bujuk China hingga Eropa Lebih Ambisius

Hutan hujan Amazon.

Lihat Foto

COP30 tahun ini, Brasil membujuk Eropa, China, dan sejumlah negara berkembang untuk lebih ambisius dalam kebijakan iklimnya.

Brasil mendekati negara-negara tersebut untuk berkomitmen lebih kuat dalam memangkas emisi gas rumah kaca (GRK) untuk mencegah suhu Bumi naik tak lebih dari 2 derajat celsius.

Kabar tersebut disampaikan beberapa sumber kepada Reuters ketika Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggelar pertemuan tertutup via daring dengan 17 pemimpin negara ekonomi besar dan pulau-pulau kecil.

Para diplomat Brasil disebut bekerja sama dengan sejumlah pejabat PBB untuk mendorong negara-negara mengajukan target iklim nasional atau Nationally Determined Contributions (NDC) terbaru paling lambat September.

Menurut para diplomat, negara Amerika Selatan itu ingin membuat negara-negara berekonomi besar menjadi semakin ambisius menekan emisi, terutama China dan Uni Eropa.

“Tujuan pertemuan itu justru untuk mengimbau negara-negara tersebut agar menyampaikan NDC mereka, karena sebagian besar dari mereka terlambat,” kata Menteri Hubungan Luar Negeri Brasil Mauro Vieira kepada wartawan, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (23/4/2025).

Pertemuan itu mempertemukan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan para pemimpin pulau-pulau kecil yang secara langsung terkena dampak perubahan iklim.

Guterres menuturkan, dalam pertemuan itu, China berjanji untuk tidak memperlambat komitmennya.

“China tidak hanya mengumumkan bahwa mereka akan menyampaikan NDC mereka, tetapi Xi mengatakan bahwa itu akan mencakup semua sektor ekonomi dan semua GRK. Ini pertama kalinya China mengklarifikasi hal ini, dan ini sangat penting untuk aksi iklim,” kata Guterres.

Kantor berita China, Xinhua, melaporkan bahwa Xi berjanji untuk menyampaikan NDC baru “Negeri Panda” dalam COP30 pada bulan November.

Duta Besar Brasil dan Presiden COP30 Andre Correa do Lago berada di Beijing pada pekan lalu. Dalam kesempatan itu, dia membahas sejumlah janji nasional dengan pejabat China.

Dia mengatakan Brasil mendorong negara-negara untuk menyelaraskan NDC dengan Perjanjian Paris.

COP30 bakal digelar di Belem, Brasil mendatang menandai ulang tahun ke-10 Perjanjian Paris.

“Kami ingin menjadikan COP30 sebagai upaya bersama yang besar untuk mengimplementasikan komitmen iklim. Planet ini sudah muak dengan janji-janji yang diingkari”, kata Lula dalam pertemuan tersebut, menurut pidato yang dirilis oleh kantornya.

Presiden AS Donald Trump menarik negaranya, ekonomi terbesar dunia, keluar dari Perjanjian Paris, sehingga menutup kesenjangan akan sulit dilakukan.

KUBET – BMKG: Modifikasi Cuaca Turunkan Keekstreman Hujan selama LebaranĀ 

Ilustrasi hujan.

Lihat Foto

operasi modifikasi cuaca (OMC) efektif dalam menurunkan tingkat keekstreman hujan selama momen Lebaran atau Idul Fitri 2025.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama BMKG Guswanto mengatakan, OMC selama momen mudik dan balik Lebaran digelar selama 44 hari dan 132 sorti.

Guswanto menyampaikan, OMC tersebut dilaksanakan BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah daerah.

“Dengan total 442 jam terbang dan menggunakan 119,4 ton garam,” kata Guswanto dalam rapat evaluasi dengan Komisi V DPR RI yang disiarkan secara daring di Jakarta, Rabu (23/4/2025), sebagaimana dilansir Antara.

Dia menjabarkan, dari total operasi modifikasi cuaca, Provinsi DKI Jakarta mendapat jatah pada 11-20 Maret. Sedangkan di Jawa Barat dilaksanakan 28-30 Maret dan 3 April.

Dalam rapat tersebut, BMKG memaparkan perhitungan sementara keekstreman hujan di Jakarta mampu dikurangi sampai 53,42 persen.

Sedangkan di Jawa Barat, tingkat keekstreman hujan berkurang sampai 47,92 persen setelah dilakukan operasi modifikasi cuaca.

Guswanto menilai, OMC yang dilakukan dengan menyemai garam ke awan potensial menggunakan pesawat efektif mengurangi ekstrimitas cuaca.

Misalnya di Jawa Barat, terpantau hanya terdapat tujuh kejadian hujan dengan intensitas lebat-ekstrem selama kegiatan dilakukan.

BMKG menilai hujan di wilayah Jawa Barat tersebut jauh lebih baik bila dibandingkan dengan provinsi lain yang pada periode sama tidak melaksanakan OMC secara spesifik.

Contohnya seperti Jawa Tengah sebanyak 41 kejadian hujan lebat sampai ekstrem, dan Jawa Timur sebanyak 38 kejadian hujan lebat sampai ekstrem.

Intensitas hujan tertinggi terjadi pada 28 Maret di Jawa Barat ada sebanyak enam kejadian, Jawa tengah 33 kejadian dan Jawa Timur 31 kejadian. 

Hujan di wilayah tersebut memiliki ketebalan 50-100 mm per hari (lebat), sangat lebat (100-150 mm per hari) dan ekstrem (lebih dari 150 mm per hari).

Menurut dia, pada hari selanjutnya data AWS menunjukkan tidak ada hujan lebat-ekstrem selama operasi yang per harinya berlangsung selama 12-24 jam itu.

“Kalaupun ada dapat dilihat data AWS mencatat cuma satu kali terjadi pada 30 Maret-nya di Jawa Barat,” papar Guswanto.

Untuk itu, Guswanto menyebutkan bahwa OMC patut menjadi pertimbangan penting bagi pemerintah dalam mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di masa depan.

KUBET – Bhutan Tambang Bitcoin Pakai Listrik PLTA, Diklaim Jadi Aset Kripto Hijau

Bandara Paro di Bhutan

Lihat Foto

Bhutan memanfaatkan listrik dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk menambang Bitcoin dan aset kripto lainnya guna meningkatkan perekonomian dan menciptakan lapangan kerja.

Hal tersebut disampaikan CEO Druk Holding and Investments Ltd Ujjwal Deep Dahal, sebuah lembaga pengelola dana investasi yang dimiliki oleh pemerintah Bhutan.

Penambangan Bitcoin dengan energi terbarukan tersebut diklaim sebagai green cryptocurrencies alias aset kripto hijau.

Penambangan aset kripto biasanya boros energi dan membutuhkan listrik yang banyak, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan emisi.

Dengan memanfaatkan energi terbarukan, penambangan aset kripto bisa menekan emisi yang dihasilkan selama prosesnya.

Bhutan sendiri merupakan negara terpencil di gugusan Pegunungan Himalayan yang diapit oleh India serta China. Negara ini mengandalkan tenaga air sebagai sumber energi listriknya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Bhutan telah meraup keuntungan jutaan dollar AS atas investasinya di sejumlah aset kripto yang terkenal di dunia.

Negara tersebut memanfaatkan sebagian keuntungan dari investasi aset kriptonya untuk membayar gaji pegawai negeri selama dua tahun.

“Kami adalah negara yang 100 persen mengandalkan tenaga air, dan setiap koin digital yang kami tambang di Bhutan menggunakan tenaga air mengimbangi koin yang ditambang menggunakan bahan bakar fosil,” kata Dahal, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (15/4/2025).

“Jadi, satu koin (aset kripto) yang ditambang di Bhutan akan berkontribusi pada ekonomi hijau,” katanya kepada Reuters.

Dahal mengatakan, Druk Holding and Investments Ltd mulai menambahkan aset kripto ke portofolionya pada 2019.

Investasi taktis

Lembaga tersebut melihat mata uang virtual sebagai investasi taktis dan game changer alias pengubah permainan bagi negara tersebut.

Kini, para pejabat di Bhutan sedang menjajaki apakah para konglomerat besar dapat membeli aset kripto hijau untuk mencapai target-target mereka terhadap aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG.

“Bitcoin tidak hanya memberikan nilai lebih pada energi tenaga air, tetapi juga meningkatkan akses ke likuiditas dalam mata uang asing,” kata Dahal.

Dia menambahkan, melatih kaum muda Bhutan dalam teknologi blockchain dan kecerdasan buatan atau AI akan mendorong terciptanya lapangan pekerjaan.

KUBET – CGIAR Targetkan Penurunan Emisi 1 Gigaton CO2 Lewat Program Aksi Iklim

Ilustrasi karbon.

Lihat Foto

aksi iklim global yang menargetkan penurunan emisi karbon hingga 1 gigaton CO2 pada 2030.

Melalui tema “Kekuatan Kita, Planet Kita”, lembaga riset internasional itu menyoroti peran sektor pertanian dalam mengatasi krisis iklim.

Salah satu fokus utamanya adalah pemberdayaan petani kecil, reformasi sistem perairan, serta perbaikan lanskap pertanian agar lebih adaptif terhadap perubahan iklim.

“Beberapa cara yang kami lakukan termasuk memperkuat kapasitas petani, membenahi tatanan lanskap, dan menerapkan sistem irigasi yang tangguh serta rendah emisi, yang disesuaikan dengan kondisi lokal,” demikian berdasarkan pernyataan resmi CGIAR, sebagaimana dikutip dari cgiar.org pada Senin (21/4/2025).

Upaya awal telah dilakukan di Afrika Timur, di mana lebih dari 1.000 petani kecil mulai mengadopsi praktik pertanian cerdas iklim.

Teknik ini memungkinkan tanaman bertahan di tengah kekeringan sehingga bisa memperkuat ketahanan pangan masyarakat lokal yang kerap dilanda kekeringan.

Selain itu, CGIAR membuka pendanaan iklim sebesar 15 miliar dollar AS untuk menjangkau 38 juta petani kecil di 30 negara.

Program ini juga mencakup 18 proyek bilateral senilai 84 juta dollar AS yang bertujuan menurunkan emisi dari sektor peternakan dengan tujuan menjangkau lebih dari satu juta orang.

Proyek tersebut selain ditargetkan untuk memangkas emisi karbon dunia pada tahun 2030, juga untuk memberikan dampak positif bagi pengelolaan air dan keanekaragaman hayati.

Sebagai informasi, ada beberapa program lainnya yang direncanakan oleh CGIAR seperti melestarikan keanekaragaman hayati dengan solusi berbasis alam, memberdayakan masyarakat untuk perubahan berkelanjutan dan merencanakan masa depan dengan prinsip berkelanjutan.

KUBET – TPA di Banyumas Sulap Sampah Plastik Jadi Paving Block dan Genteng

Sampah berserakan di lokasi kegiatan lomba ketangkasan damkar di Siring Nol Kilometer, Banjarmasin yang digelar pada, Minggu (20/4/2025).

Lihat Foto

Banyumas, menyulap sampah plastik menjadi paving block dan genteng.

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan TPA tersebut mengadopsi konsep zero waste to landfill, ekonomi sirkular, serta waste to energy.

“Penanganan sampah di Banyumas berbeda. Dengan pendekatan bisnis yang terintegrasi, mereka hampir menyelesaikan persoalan sampah secara menyeluruh,” ungkap Hanif dalam keterangannya, Senin (21/4/2025).

TPA BLE dapat mengolah hingga 75 ton sampah per hari. Hanif menyebut, di lokasi inilah sampah dipilah.

“Dalam skala 1–100, Banyumas sudah mencapai 70–80 (pengelolaan sampahnya). Ini patut menjadi contoh bagi daerah lain,” imbuh dia.

Hanif menjelaskan bahwa tahun ini pemerintah menargetkan 50 persen sampah terkelola. Oleh sebab itu, pihaknya mengidentifikasi tantangan di daerah sekaligus menggali potensi kerja sama dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.

“Presiden Prabowo Subianto dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, menargetkan penyelesaian 100 persen masalah sampah pada 2029,” tutur Hanif.

Selain Banyumas, TPA Kaligending di Kebumen juga mengonversi sampah menjadi gas metana dan refuse derived fuel atau RDF.

Kemudian, TPS3R Berkah di Kelurahan Panjer, Kebumen bisa menjadi tabungan untuk masyarakat membayar pajak bumi dan bangunan. Lainnya, membayar retribusi pengelolaan sampah Rp 5.000 per bulan sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 11 Tahun 2023. TPS3R ini mengelola sekitar 915 kilogram sampah harian.

Pengelolaan sampahnya menggunakan budi daya maggot dan produksi kompos. Dalam kesempatan itu, Hanif turut meminta agar warga tak lagi melakukan praktik open dumping atau pembuangan sistem terbuka.

“Yang dilarang adalah praktik open dumping. Semua TPA harus dikelola secara terkontrol sesuai ketetuan perundangan lingkungan agar tidak mencemari lingkungan,” tutur Hanif.

KUBET – Hidrogen Butuh Waktu, Gaikindo Minta Pemerintah Fokus Bahan Bakar Nabati

Ilustrasi pencampuran bahan bakar nabati jenis biodiesel ke dalam bahan bakar minyak jenis solar 40 persen atau B40

Lihat Foto

biofuel atau bahan bakar nabati (BBN) dan kendaraan yang menggunakan jenis bahan bakar tersebut.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (20/4/2025).

Dia mengemukakan hal itu ketika dimintai tanggapan mengenai pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ihwal wacana pemberian insentif untuk pengembangan mobil hidrogen apabila ada investor yang tertarik menanamkan modal.

Menurutnya, dibandingkan hidrogen yang membutuhkan waktu untuk pengembangannya, BBN lebih teruji apabila tujuannya mencapai net zero emission (NZE) atau nol emisi.

“Untuk saat ini fokus yang sudah teruji. Kalau tujuannya mau nol emisi, untuk mencapai itu jangan lompat terlalu jauh ke hidrogen, karena itu memerlukan teknologi yang berbeda,” kata Kukuh.

Kukuh mengatakan, pengembangan mobil berbahan bakar hidrogen membutuhkan dukungan sumber daya, teknologi, dan infrastruktur, yang saat ini masih jauh dari kata siap.

“Perlu kajian yang menyeluruh, jangan sampai nanti kita mendorong orang (investor) masuk ke sini, tapi kemudian pasokan hidrogennya tidak ada. Itu betul-betul perlu kajian yang komprehensif,” papar Kukuh.

Dia mencontohkan upaya penggunaan gas alam terkompresi atau compressed natural gas (CNG) dan gas alam cair atau liquified natural gas (LNG) pada armada bus dan truk.

Penggunaan dua sumber energi tersebut akhirnya terhenti karena tidak ada kesinambungan pasokan bisa dijadikan sebagai pelajaran.

Kukuh mengatakan, pemerintah lebih baik mengikuti peta jalan yang sudah dibuat untuk mencapai target NZE tahun 2060.

Ia menyampaikan, peta jalan menuju NZE mencakup peningkatan penggunaan BBN atau biofuel seperti biodiesel B40 dan bioetanol E5.

“Kemudian, kalau kita mau menuju BEV (kendaraan listrik berbasis baterai), itu ada pilihannya. Misalnya, sebelum sampai ke elektrik, dari bahan bakar konvensional saja kita bisa kembangkan ada biofuel, ada biodiesel, ada bioetanol,” katanya.

KUBET – BRIN Kembangkan Finebubble, Tingkatkan Produktivitas Pertanian dan Peternakan

Jalur pematang sawah menuju Bledug Kramesan, Rabu (16/4/2025).

Lihat Foto

BRIN mengembangkan finebubble untuk meningkatkan produktivitas dan peternakan.

Kepala PRMC BRIN, Yanuandri Putrasari, mengatakan teknologi itu mampu menambah penyerapan nutrisi tanaman, mempercepat pertumbuhan akar, hingga meningkatkan fotosintesis.

Finebubble adalah gelembung udara berukuran sangat kecil yang dapat bertahan lama dalam zat cair contohnya air, dan memiliki karakter khusus seperti luas permukaan yang besar dan kemampuan untuk menembus pori-pori mikro jaringan tanaman dan hewan,” kata Yanuandri dalam keterangannya, Senin (21/4/2025).

Menurut dia, finebubble juga mengurangi penggunaan pupuk, serta mendukung pertanian berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan. Sedangkan di sektor peternakan, penggunaannya diklaim memperbaiki kualitas air, menurunkan kadar bakteri patogen, dan mendukung kesehatan dan produktivitas hewan.

“Teknologi ini juga berpotensi diaplikasikan dalam sistem pembersihan kandang dan pengolahan limbah peternakan maupun limbah cair secara lebih efisien,” ucap Yanuandri.

Peneliti dari Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University, Aris Purwanto, memaparkan bahwa finebubble merupakan ilmu baru. Teknologi ini dikembangkan untuk riset nanobubble, gelembung gas berukuran nano.

“Karena teknologi ini, nanobubble dapat meningkatkan oksigen terlarut, mendukung ekosistem perairan, dan membersihkan air dari kontaminan serta polutan berbahaya gelembung ultra halus,” ucapnya.

Finebubble dengan tambahan ozon dinilai potensial dalam proses pasca panen, seperti membersihkan residu pestisida dan menambah masa simpan produk lebih dari dua kali lipat. Teknologi itu digunakan untuk mengolah limbah tambak udang, air irigasi, hingga menghasilkan perbaikan kualitas air yang memenuhi standar lingkungan.

“Teknologi finebubble merupakan inovasi berbasis sains terapan yang sangat potensial untuk diterapkan secara luas dalam mendukung sistem pertanian dan akuakultur berkelanjutan di Indonesia,” ungkap Aris.

KUBET – LG Hengkang dari Proyek Baterai, Presiden Optimistis Indonesia Tetap Dilirik Investor

Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/4/2025).

Lihat Foto

Prabowo Subianto meyakini, Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik dan menjanjikan bagi banyak investor.

Hal tersebut disampaikan Prabowo menanggapi kabar hengkangnya konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin oleh LG dari proyek pembangunan rantai pasokan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Prabowo menyampaikan tanggapannya tersebut seusai menggelar pertemuan tertutup bersama Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid bin Hamidi di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (22/4/2025).

“Ya, pasti ada kerja sama dengan perusahaan lain, tunggu saja,” ujar Prabowo, sebagaimana dilansir Antara.

Lebih lanjut, Presiden menekankan keyakinannya terhadap prospek ekonomi nasional.

“Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah,” kata Prabowo.

Diberitakan sebelumnya, konsorsium yang terdiri atas LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan beberapa partner membatalkan proyek pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Konsorsium tersebut sedianya menggarap proyek dengan nilai 11 triliun won atau sekitar Rp130 triliun untuk membangun rantai pasok baterai kendaraan listrik dari ujung ke ujung.

Inisiatif ini berusaha untuk menjangka seluruh proses produksi baterai kendaraan listrik mulai dari sumber bahan baku hingga menghasilkan prekursor, bahan katoda, dan pembuatan sel baterai.

Pembatalan proyek tersebut disampaikan oleh beberapa sumber kepada kantor berita Korsel, Yonhap, Jumat (18/4/2025).

Mereka beralasan, pembatalan tersebut disebabkan karena faktor pergeseran dalam lanskap industri kendaraan listrik.

Lanksap industri kendaraan listrik yang dimaksud terutama pada perlambatan sementara atau tren mendatarnya permintaan kendaraan listrik global.

“Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek,” kata seorang pejabat dari LG Energy Solution.

“Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group,” sambungnya.

Tak menghambat

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, mundurnya LG tidak mengurangi percepatan untuk mendorong pembangunan rantai pasok ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.