KUBET – Perubahan Iklim Perparah Sebaran Bakteri Resistan Antibiotik di Tanah

Ilustrasi perubahan iklim

Lihat Foto

perubahan iklim, biasanya yang langsung terbayang adalah soal kenaikan permukaan laut, cuaca ekstrem, atau gelombang panas yang menyengat.

Namun, ternyata perubahan iklim juga berdampak pada sesuatu yang tidak kita sadari dan tersembunyi di bawah kaki kita.

Studi baru mengungkapkan perubahan iklim tidak hanya menghangatkan planet tetapi juga mempercepat penyebaran bakteri yang resistan terhadap antibiotik di tanah.

Mengutip Earth, Selasa (10/6/2025) para ilmuwan di Universitas Durham, bekerja sama dengan para ahli di seluruh dunia, telah menghubungkan kenaikan suhu dengan peningkatan yang mengkhawatirkan pada gen resistensi antibiotik (ARG) dan faktor virulensi dalam komunitas mikroba tanah.

Saat suhu global meningkat, itu memicu lonjakan materi genetik yang membuat bakteri lebih sulit diobati. Gen resistensi antibiotik ini memungkinkan bakteri bertahan hidup, meningkatkan kemungkinan infeksi yang tidak disembuhkan oleh antibiotik tradisional.

Tidak hanya membantu bakteri yang resistan bertahan hidup tetapi juga mendorong evolusi galur yang lebih kuat.

Lantas apa hubungan antara resistensi itu dengan kesehatan manusia?

Profesor David W. Graham insinyur air di Universitas Durham yang mengkhususkan diri dalam resistensi antibiotik menjelaskan kebanyakan orang tidak menyadari bahwa sebagian besar patogen yang menyebabkan penyakit menular pada manusia sebenarnya berasal dari lingkungan.

Saat suhu meningkat, bakteri ini bertahan hidup lebih lama. Mereka mungkin berevolusi lebih cepat, menciptakan patogen yang sama sekali baru yang tidak dapat disentuh oleh antibiotik kita.

“Oleh karena itu, peningkatan resistensi di tanah hampir pasti akan menyebabkan peningkatan tingkat infeksi yang tidak dapat diobati pada manusia dan hewan,” kata Profesor Graham.

“Hubungan antara iklim dan resistensi antibiotik diprediksi dalam laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2023: Bracing for Superbugs: Strengthening environmental action in the One Health response to antimicrobial resistance, dan penelitian baru ini memberikan bukti konkret untuk prediksi tersebut,” ungkapnya.

Perubahan yang disebabkan oleh iklim pada komunitas mikroba dapat merusak upaya yang sedang berlangsung untuk mengekang resistensi antibiotik.

Para peneliti memperingatkan bahwa jika tanah terus memelihara bakteri yang resistan, sifat-sifat ini dapat menjadi lebih mudah menular ke patogen manusia.

Risiko ini bukan sekadar teori.

Pandemi sebelumnya, seperti COVID-19, telah menunjukkan betapa mudahnya patogen berpindah dari lingkungan ke manusia. Jalur yang sama dapat memungkinkan bakteri yang resistan terhadap antibiotik melakukan hal yang sama, sehingga menimbulkan ancaman baru dan mendesak bagi kesehatan masyarakat.

Transformasi diam-diam yang terjadi di tanah kita mengingatkan kita bahwa dampak perubahan iklim jauh melampaui apa yang dapat kita lihat.

Posted in Tak Berkategori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *