KUBET – Telur Penyu di Pulau Sangalaki Banyak yang Dicuri Lalu Dijual

Anak penyu di penangkaran Pulau Sangalaki, Kalimantan Timur, Rabu (25/6/2025).

Lihat Foto

telur penyu di Pulau Sangalaki, Berau, masih terus dicuri lalu dijual oleh masyarakat.

Mereka nekat mencuri telur satwa dilindungi itu dari sarang yang berada di tepi pantai. Karenanya, petugas bergantian berpatroli untuk memantau pergerakan induk penyu di Sangalaki saat malam hari.

“Kami berpatroli, kemudian merelokasi telur, mencatat lokasi yang benar atau yang sudah rusak. Jadi mudah untuk menentukan mana lokasi yang ada telurnya atau enggak,” ujar Yulian dalam acara Media Gathering PAMA Group 2025, di Pulau Maratua, Rabu (25/6/2025).

Tak sendirian, BKSDA Kaltim turut menggandeng pihak kepolisian untuk mencegah kasus pencurian telur penyu. Yulian menyebut, petugas akan menunggu di kawasan Derawan untuk mencegat para pencuri.

“Semakin intensif mereka melakukan penjagaan di situ. Jadi, kayak kami ini dua minggu yang lalu dapat penyerahan barang bukti dari polsek sekitar 1.000 telur,” ucap dia.

Pihaknya pun tak ragu untuk memidanakan para pelaku. Sejauh ini, BKSDA berencana memasang kamera CCTV yang bisa mendeteksi alabila ada pergerakan mencurigakan dari predator alami maupun manusia di sarang penyu.

“Strategi kami untuk ini kami ada rencana memasang CCTV, jadi bisa connect dengan handphone kalau ada pergerakan. Ke depan dengan PAMA mungkin ada menara pengawas,” tutur Yulian.

Adapun BKSDA Kaltim bekerja sama dengan PAMA, untuk mengonservasi penyu sisik dan penyu hijau di Pulau Sangalaki. CSR Departement Head PAMA, Maidi Irvan, mengatakan perjanjian kerja sama berlasung hingga 2027 mendatang.

Tujuannya, melindungi populasi penyu yang menurun akibat predator alami maupun perdagangan ilegal.

“BKSDA secara rutin menjaga pulau tersebut supaya bisa menyelamatkan telur yang ada di sepanjang pantai,” tutur Maidi.

Ia mencatat, jumlah telur penyu yang menetas di Sangalaki makin meningkat pada 2024. Karena itu, perusahaannya turut mendukung konservasi satwa langka dan dilindungi tersebut.

“Tujuan program kami adalah meningkatkan upaya konservasi satwa endemik yang terancam punah. Kemudian kami jaga kesimbangannya, dan prinsip-prinsip ini memang tertuang dalam prinsip ESG yang kami jalankan di dalam program CSR,” jelas dia.

Maidi mengakui, akses dan infrastruktur di pulau tersebut masih terbatas. Perubahan iklim, kurangnya sumber daya manusia yang terlatih, kebijakan maupun penegakan hukum, serta kurangnya partisipasi masyarakat masih menjadi tantangan konservasi penyu.

Posted in Tak Berkategori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *