KUBET – IESR: Potensi EBT di Jawa Tengah Capai 201 Gigawatt

Ilustrasi transisi energi

Lihat Foto

Jawa Tengah berpotensi memanfaatkan energi baru terbarukan atau EBT hingga 201 gigawatt (GW).

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menyebut hal itu bisa membuka peluang investasi sekaligus mencapai target bauran EBT Jateng yakni 21,32 persen pada 2025. Sementara, saat ini baurannya baru mencapai 18,58 persen.

“Investor global kini makin memfokuskan pendanaannya pada aset-aset hijau atau yang memenuhi prinsip Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola dan mulai meninggalkan proyek energi fosil yang kotor. Arah investasi juga mulai bergeser ke kawasan Asia Pasifik,” kata Fabby dalam keterangannya, Sabtu (28/6/2025).

Dia mencatat bahwa Jawa Tengah juga mempunyai potensi energi surya sebesar 194 GW. Berdasarkan data, PLTS yang layak secara finansial mencapai 13,5 GW di wilayah Wonogiri, Boyolali, Semarang, Brebes, Kudus, Rembang, Wonosobo, dan Banjarnegara.

“Meskipun demikian, RUPTL 2025–2034, baru merencanakan pengembangan PLTS di Jawa Tengah sebesar 3,8 GW pada 2034,” tutur Fabby.

Ia menjelaskan, kawasan tersebut terletak di jalur utama perekonomian nasional. Sehingga memberikan nilai tambah pada rantai pasok energi hijau.

Karena itu, Fabby mengusulkan lima langkah bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng untuk menjadi pusat industri hijau.

Pertama, menyusun peta jalan investasi hijau 2025-2035 yang mengintegrasikan target EBT, strategi transformasi industri, serta rencana pembangunan infrastruktur hijau.

“Kedua, membentuk unit khusus investasi hijau sebagai pusat layanan terpadu bagi investor, lengkap dengan prosedur khusus dan insentif yang mendukung,” ucap dia.

Kemudian, menyiapkan kawasan industri hijau di lokasi strategis yang mendukung penerapan energi terbarukan, ekonomi sirkular, dan teknologi manufaktur ramah lingkungan termasuk untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) maupun industri kecil menengah (IKM).

Keempat, memperkuat kemitraan dengan lembaga keuangan untuk memastikan tersedia berbagai skema pendanaan hijau yang inovatif. Terakhir, Pemprov Jateng didorong untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui program pelatihan, dan kolaborasi riset dengan perguruan tinggi.

Pihaknya pun telah merilis panduan Book of Prospect untuk memudahkan investor menhenali peluang investasi. Dokumen itu mencakup 16 profil proyek EBT dengan nilai investasi 8,26 miliar dollar AS atau Rp 132 triliun.

Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko, menyatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya guna mendorong percepatan transisi energi.

“Salah satunya melalui program Desa Mandiri Energi sebagai bentuk apresiasi kepada desa dan masyarakat yang telah mengembangkan potensi energi baru terbarukan di wilayahnya,” jelas Sujarwanto.

“Begitu juga dengan mendorong masuknya investasi hijau melalui DPMPTSP dan mengajak industri untuk berpartisipasi dengan menggunakan energi terbarukan seperti PLTS atap untuk operasional pabrik,” imbuh dia.

Posted in Tak Berkategori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *