
Kemenperin) bekerja sama dengan Brasil untuk mengembangkan bioenergi hingga industri dirgantara. Kesepakatan ini terjadi dalam forum BRICS atau Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
“Dalam pertemuan bilateral dengan wakil presiden Brasil, kami sepakat untuk terus memperkuat sinergi di sektor bioenergi, industri dirgantara, dan ekonomi hijau berbasis sumber daya terbarukan,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangannya, Jumat (23/5/2025).
Dia menjelaskan bahwa hubungan bilateral Indonesia dengan Brasil telah terjalin sejak 1953. Pada 2024, total nilai perdagangan kedua negara lebih dari 7 miliar dollar AS dengan komoditas yang diekspor Indonesia mencakup kendaraan bermotor, minyak sawit, sert alas kaki.
“Dalam lebih dari tujuh dekade hubungan diplomatik, kedua negara telah menorehkan banyak kemajuan, khususnya dalam bidang perdagangan, investasi, dan kerja sama industri,” papar Agus.
Dirinya menilai BRICS tak sekadar forum ekonomi biasa, melainkan aliansi yang mencerminkan tatanan dunia baru di mana negara-negara berkembang membangun solidaritas untuk menciptakan sistem global berkeadilan dan setara. Bergabungnya RI ke dalam BRICS dipercaya akan memperkuat ekonomi negara.
“Kami akan menyampaikan komitmen Indonesia dalam mendorong transformasi industri nasional menuju era digital dan ramah lingkungan melalui inisiatif Making Indonesia 4.0,” papar Agus.
“Kami juga ingin pastikan bahwa digitalisasi, kecerdasan buatan, dan teknologi hijau bukan hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar mengakar dalam strategi pembangunan industri kita,” lanjut dia.
Pemerintah lantas mendorong keterlibatan Indonesia dalam program-program BRICS seperti BRICS Center for Industrial Competences, PartNIR Innovation Centre, dan SME Working Group Action Plan 2025–2030.
“Ini sangat relevan dengan upaya kami untuk semakin memperkuat sektor industri kecil dan menengah,” imbuh Agus.
Kinerja Sektor Manufaktur
Dalam kesempatan itu, Agus turut menyinggung kinerja sektor industri manufaktur pada triwulan I tahun 2025 pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 4,31 persen (y-o-y), dengan kontribusinya terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) nasional mencapai 17,5 persen.
Merujuk data World Bank, Manufacturing Value Added (MVA) tanah air mencapai 255,96 miliar dollar AS pada 2023, yang menempatkan Indonesia di posisi keempat di BRICS setelah China, India, dan Brasil. Sedangkan, di kawasan Asia, posisi Indonesia menempati urut kelima setelah China, Jepang, India, dan Korea Selatan.
“Saya ingin menegaskan kembali bahwa kunjungan saya ke Brasil bukan hanya membawa kepentingan diplomatik atau sektor industri semata, tetapi juga membawa pesan kebangsaan dan solidaritas. Kami datang untuk membangun jembatan, memperkuat relasi, dan membawa nama baik Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar Agus.