
Mantan anggota dewan satwa liar negara bagian, Priyavrat Gadhvi, menyatakan bahwa hasil ini mencerminkan keberhasilan konservasi.
Kepala Menteri Gujarat, Bhupendra Patel, menyebut, populasi singa yang hanya berjumlah 304 ekor pada 1995 telah mengalami pertumbuhan stabil dalam tiga dekade terakhir.
“Pada tahun 2020, jumlahnya adalah 674 ekor, dan kini telah meningkat menjadi 891 ekor,” ujar Bhupendra sebagaimana dikutip dari CNA pada Jumat (23/5/2025).
Singa Asia pernah berada di ambang kepunahan, hanya tersisa 20 ekor pada 1913 akibat perburuan dan perambahan manusia.
Kini, singa Asia hanya bertahan sebagai populasi terisolasi di suaka margasatwa Gir, negara bagian Gujarat, India barat.
Meski populasi meningkat, WWF memperingatkan bahwa singa Asia masih menghadapi risiko perkawinan sedarah, karena hanya hidup sebagai satu subpopulasi tunggal di satu lokasi.
Singa menjadi simbol kebanggaan India, khususnya di wilayah Saurashtra, Gujarat, tempat manusia dan satwa liar hidup berdampingan.
Penduduk lokal, seperti suku peternak sapi, tinggal berdampingan dengan satwa liar, dan tidak jarang terlihat kawanan singa menyeberangi jalan raya, ditonton para pengendara.
Singa juga menjadi daya tarik utama wisata alam, bersanding dengan macan tutul, macan kumbang, dan kucing besar lainnya yang hidup di kawasan tersebut.
Setiap tahun, sekitar 550.000 wisatawan mengunjungi taman margasatwa Gir, menumpang jip terbuka untuk mengamati predator di habitat alaminya.
Karena populasi singa Asia hanya ada di satu lokasi, mereka tetap rentan terhadap ancaman seperti epidemi atau kebakaran hutan besar yang dapat mengancam kelangsungan spesies ini.