KUBET – Transisi Energi Terbarukan yang Adil Tingkatkan PDB Global 21 Persen

Ilustrasi turbin angin

Lihat Foto

energi terbarukan dan pada saat yang sama mengatasi masalah kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka akan ada penghematan besar di sektor energi global yang bisa mencapai 20 triliun dolar AS.

Selain itu juga ekonomi global diperkirakan bakal tumbuh secara substansial sebesar 21 persen pada tahun 2060.

Kesimpulan itu merupakan hasil temuan studi baru dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), Octopus Energy, dan Pardee Institute di Universitas Denver.

Mengutip Edie, Sabtu (5/7/2025), studi mencatat jika tidak ada perubahan signifikan terhadap kebijakan nasional di berbagai negara maka bahan bakar fosil akan terus menyumbang lebih dari separuh (51,2 persen) produksi energi primer pada tahun 2060.

Produksi energi primer adalah total energi yang diekstrak atau dipanen langsung dari alam.

Jadi, proyeksi ini menunjukkan bahwa, meski ada dorongan untuk energi terbarukan, kita masih akan sangat bergantung pada bahan bakar fosil bahkan hingga tahun 2060 bila tidak ada perubahan kebijakan.

Hal tersebut akan menyebabkan intensitas energi tetap tinggi.

Intensitas energi ini merupakan ukuran seberapa banyak energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit Produk Domestik Bruto.

Artinya, jika intensitas energi tinggi maka suatu negara atau ekonomi membutuhkan banyak energi untuk menghasilkan kekayaan atau output ekonomi, menunjukkan pemborosan atau kurangnya efisiensi energi secara keseluruhan.

Sementara itu, kendala infrastruktur jaringan, yang disebabkan oleh kurangnya investasi dan sistem perencanaan yang ketinggalan zaman, akan menghambat penyerapan energi terbarukan dan merusak akses energi universal.

Padahal, emisi yang dihasilkan dari sektor listrik, transportasi, industri, dan bangunan saja akan menyebabkan tingkat pemanasan global yang akan melampaui batas Perjanjian Paris, membahayakan kehidupan dan merusak kemajuan dalam akses energi, pendidikan, air bersih, sanitasi, dan gizi.

Akan tetapi laporan ini juga menjelaskan apa yang akan terjadi jika upaya untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan seperti tenaga angin, surya, dan panas bumi dibarengi dengan perubahan kebijakan untuk meningkatkan mata pencarian dan kesejahteraan.

Apa yang bisa disimpulkan adalah sangat mungkin untuk memangkas separuh intensitas energi dan mengurangi pangsa bahan bakar fosil dalam produksi primer menjadi 11,5 persen pada tahun 2060.

Pengurangan intensitas energi akan dipimpin oleh negara-negara berpenghasilan tinggi, yang lebih dari cukup untuk mengkompensasi peningkatan permintaan dan intensitas energi seiring dengan berkembangnya negara-negara lain.

Jika skenario ini dijalankan, total akumulasi uang yang bisa dihemat secara global hingga tahun 2060 adalah 20,4 triliun dolar AS dibandingkan terus-menerus menggunakan pendekatan yang bergantung pada bahan bakar fosil.

Posted in Tak Berkategori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *