
polusi suara yang dihasilkan oleh aktivitas penambangan di dasar laut dalam dapat menimbulkan bahaya yang tidak terlihat bagi makhluk hidup di laut.
Mereka mendesak agar industri penambangan laut dalam bersikap lebih transparan sehingga langkah-langkah dapat diambil untuk mengurangi dampak negatif dari polusi kebisingan tersebut.
Penelitian telah membuktikan bahwa kebisingan yang dihasilkan di laut dalam dapat memicu serangkaian dampak ekologis yang luas dan serius.
Kebisingan tersebut mampu mengubah keanekaragaman jenis makhluk hidup di laut, serta memengaruhi perilaku misalnya, cara berburu atau berkomunikasi dan bahkan fungsi tubuh banyak spesies laut.
Imbasnya adalah rantai makanan dan seluruh ekosistem laut berpotensi terganggu. Sementara ekosistem ini merupakan sumber utama kehidupan dan mata pencaharian bagi banyak masyarakat pesisir, salah satunya di Amerika Latin.
Mengutip Phys, Senin (16/6/2025) temuan tersebut disimpulkan setelah peneliti melakukan analisis yang melibatkan lebih dari 2.800 penelitian sebelumnya, yang semuanya berfokus pada Zona Clarion-Clipperton (CCZ) .
Itu merupakan sebuah dataran bawah laut raksasa di Samudra Pasifik antara Hawaii dan Meksiko yang merupakan area eksplorasi mineral terbesar di dunia yang dipenuhi dengan endapan kobalt, nikel, mangan, dan tanah yang kaya mineral.
Hasil analisis tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar jenis hewan yang hidup di CCZ ternyata peka terhadap suara.
Menurut penelitian, hingga sepertiga spesies ikan di CCZ mungkin bersifat soniferus, yang berarti mereka menghasilkan atau membawa suara.
Polusi suara pun dapat menyebabkan perubahan fisiologi dan perilaku spesies tersebut.
“Mereka menggunakannya untuk segala hal, mulai dari komunikasi, mencari pasangan, menghindari predator, mencari makanan,” jelas rekan penulis studi Lucille Chapuis, seorang pakar bioakustik laut di Universitas La Trobe di Melbourne, Australia.
Sebagian besar kehidupan laut, termasuk invertebrata, ikan, dan mamalia, bergantung pada suara untuk berkomunikasi, menavigasi, dan menghindari predator.
“Jika kita menambahkan kebisingan ke dalam sistem, maka fungsi-fungsi ini hanya akan tersamarkan atau terganggu,” kata Chapuis lagi.
Lebih lanjut, kurangnya transparansi dari perusahaan pertambangan juga berarti bahwa data tentang kebisingan tidak tersedia.
“Secara harfiah tidak ada data yang dipublikasikan di luar sana tentang tingkat kebisingan pada aktivitas pertambangan yang sebenarnya,” tambah Washburn.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres sebelumnya juga turut memperingatkan bahwa penambangan laut dalam yang tidak diatur dapat mengubah lautan menjadi “Wild West” yang tidak memiliki hukum.