KUBET – Jurus KLH Atasi Polusi Udara Jabodetabek di Tengah Musim Kemarau

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, dalam konferensi pers di Jakarta Timur, Kamis (22/5/2025).

Lihat Foto

Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan, pihaknya berupaya mengatasi polusi dengan mengusulkan penyusunan Peraturan Presiden (Perpres) terkait pencemaran udara, terutama di wilayah Jabodetabek. Saat memasuki musim kemarau, tingkat polusi cenderung meningkat.

Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) juga telah menyurati Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, dan Kementerian Perhubungan untuk mendorong konversi bahan bakar minyak (BBM) menjadi Euro 4, yakni standar bahan bakar yang ditetapkan oleh Uni Eropa.

“Euro 4 ini kandungan sulfurnya hanya diperbolehkan 50 gram per mililiter. Nah, saat ini sulfur kita di angka 5.000, jadi selisihnya jauh,” kata Hanif dalam konferensi pers Hari Keanekaragaman Hayati di Jakarta Timur, Kamis (22/5/2025).

“Apapun yang kita lakukan, kalau kita tidak mengubah, mengonversi BBM ke Euro 4, maka dipastikan bahwa kualitas udara kita akan terus buruk,” imbuhnya.

Hanif mengakui, nilai subsidi untuk konversi BBM memang sangat besar. Namun, dia berpendapat bahwa penyakit akibat polusi udara membutuhkan biaya yang jauh lebih besar.

“Transportasi yang menggunakan BBM, dari beberapa penelitian, berkontribusi 35 persen terhadap polusi udara Jakarta. Pemerintah DKI harus segera merumuskan langkah-langkah elektrifikasi terkait alat transportasi massal,” jelasnya.

Pihaknya pun telah menyampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta terkait kebijakan insentif dan disinsentif kendaraan pribadi. Hanif lalu mengusulkan agar jumlah kendaraan pribadi yang mengaspal di jalanan Jakarta dikurangi, apabila pemerintah belum bisa mengonversi BBM.

“Pembatasan-pembatasan pada ruas-ruas tertentu juga sudah kami sampaikan ke Pemerintah DKI Jakarta,” tutur Hanif.

Instansinya kini tengah melakukan pengetatan terhadap penggunaan boiler atau tungku bakar. Setidaknya terdapat 1.000 unit tungku bakar di 57 kawasan industri Jakarta.

Setiap pekan, KLH akan mengecek kawasan tersebut agar menurunkan intensitas pembakaran bahan bakar batu bara yang menjadi penyebab utama pencemaran udara.

“Kami akan melakukan kegiatan represif terkait operasional tungku bakar yang sebagian digunakan melalui open burning dari steel yang ada di Jakarta. Hampir terdata mungkin 60-an unit masih tanpa dokumen dan masih beroperasi. Kami baru menyelesaikan mungkin di angka delapan unit,” ucapnya.

Terakhir, KLH meningkatkan kualitas udara Jakarta melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).

“Namun memang di Jakarta tidak sederhana. Kami turunkan hujan (OMC), akan banjir. Tidak diturunkan hujan, kualitas udara yang terganggu. Jadi ini langkah yang harus kita cermati secara teknikal,” ungkap Hanif.

 

Posted in Tak Berkategori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *