
Tanah pertanian yang dulunya dianggap sebagai tempat yang aman untuk menanam makanan, kini telah menjadi wadah terbesar mikroplastik di planet ini.
Sebuah tinjauan terkini dari Universitas Murdoch mengungkapkan bahwa tanah pertanian mengandung hampir 23 kali lebih banyak mikroplastik daripada lautan.
Hasil tersebut di dapat setelah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Sciences Europe menghimpun data dari lebih dari 30 negara, di mana tanah pertanian dari Eropa hingga Asia terkena dampaknya.
Studi ini mengungkap bahwa ada kepadatan partikel plastik berkisar dari beberapa ratus partikel per kilogram di daerah pedesaan hingga lebih dari 200.000 partikel per kilogram di daerah yang sangat terindustrialisasi.
Mikroplastik ini sangat kecil, bahkan mikroskopis, sehingga mudah terabaikan atau tidak terlihat.
Meskipun ukurannya kecil, mikroplastik membawa kompleksitas kimia yang berarti mereka mengandung berbagai bahan kimia atau dapat berinteraksi dengan bahan kimia lain di lingkungannya, mengubah cara pandang kita terhadap makanan, pertanian, dan kesehatan.
“Mikroplastik ini mengubah lahan penghasil makanan menjadi tempat pembuangan plastik,” kata kandidat PhD Joseph Boctor, yang memimpin penelitian tersebut, dikutip dari Earth, Senin (26/5/2025).
Salah satu temuan paling mengganggu dari tinjauan Boctor adalah bahwa plastik ini mungkin mengandung hingga 10.000 bahan kimia tambahan yang berbeda. Banyak dari bahan-bahan tersebut sama sekali tidak diatur dalam konteks pertanian.
Kontaminasi ini tidak tinggal di tanah. Kontaminasi ini berpindah melalui akar, ke tanaman, dan ke piring kita.
Keberadaan senyawa ini misalnya sudah ditemukan di dalam tanaman selada, gandum, dan wortel yang kemudian melanjutkan siklus kontaminasi di tubuh kita.
Orang dewasa mungkin tanpa sadar menelan lebih dari lima gram plastik setiap minggu. Itu kira-kira seberat kartu kredit. Dan plastik ini tidak hanya melewati tubuh. Ia tetap ada. Para peneliti telah menemukan partikel plastik dalam aliran darah manusia, paru-paru, jantung, air mani, plasenta, dan bahkan plak arteri.
Apa yang kita makan, minum, dan hirup sekarang dipenuhi dengan serpihan plastik. Ini bukan hanya polutan, mereka adalah pengganggu dalam sistem biologis kita yang paling sensitif.
Tanpa perubahan kesadaran dan kebijakan, kesehatan manusia dan ekosistem dapat menghadapi kerusakan yang tidak dapat dipulihkan.
Perpindahan mikroplastik dan nanoplastik dari tanah ke tanaman terjadi melalui akar, khususnya melalui retakan dan pori-pori atau bahkan melalui proses biologis yang dikenal sebagai endositosis.
Analisis tersebut mengungkap bahwa beberapa partikel bahkan dapat diserap melalui daun dan bergerak ke bawah ke sistem akar tanaman. Translokasi ini berarti tidak ada bagian tanaman yang sepenuhnya aman dari intrusi plastik.