
Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan, Kampung Samtama atau Sampah Tanggung Jawab Bersama bisa menjadi percontohan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Hal ini disampaikannya saat mengunjungi Kampung Samtama di Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat. Menurut dia, Kampung Samtama adalah contoh konkret integrasi pengelolaan sampah dan adaptasi perubahan iklim di kawasan padat penduduk.
“Pemerintah sudah menetapkan target pengelolaan sampah 100 persen pada 2029 melalui Perpres Nomor 12 Tahun 2025. Oleh karena itu, masyarakat perlu segera dilibatkan secara aktif,” kata Hanif, Selasa (1/7/2025).
Kawasan ini menghadapi tantangan berupa risiko banjir, dan keterbatasan ruang terbuka hijau. Namun, kata Hanif, melalui program ProKlim Lestari KLH wilayah tersebut berhasil menjadi kampung tangguh iklim dengan penghargaan tertinggi dalam bidang adaptasi serta mitigasi perubahan iklim.
“Saya meninjau berbagai praktik unggulan warga, seperti pemilahan sampah dari rumah, daur ulang anorganik, budi daya maggot untuk limbah organik, pengumpulan minyak jelantah oleh 90 persen rumah tangga,” tutur Hanif.
Selain itu, warga mengembangkan urban farming dan hidroponik, menanam di gang sempit, membangun 11 sumur resapan, peningkatan luas retensi banjir, serta penambahan jalur evakuasi.
Penggunaan kembali air limbah domestik yang sebelumnya hanya dilakukan oleh sebagian rumah tangga, kini telah menjangkau 1.101 kepala keluarga.
Kampung Samtama terpilih sebagai salah satu dari 300 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024 dan menjadi percontohan nasional Proklim Lestari.
Program-program warga dinilai berhasil dalam membangun resiliensi terhadap perubahan iklim sekaligus mendorong kemandirian ekonomi dan kesejahteraa melalui pendekatan lingkungan yang terpadu.
Dalam kesempatan itu, Hanif menyoroti timbulan sampah di Jakarta Pusat yang mencapai 700 ton per hari. Karenanya, Hanif mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera meoperasionalkan refuse derived fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara.
“Fasilitas berkapasitas 2.500 ton per hari ini dirancang untuk menerima sampah yang telah dipilah dari wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara,” ucap dia.