
Dalam kegiatan tersebut, para dosen IPB melakukan kegiatan sosialiasi mengenai pengukuran kesejahteraan dan kemiskinan yang dikembangkan oleh Center for Islamic Business and Economic Studies (CIBEST) kepada para santri yang ada pada pondok pesantren yang menjadi tempat kegiatan.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Irfan Syauqi Beik menyatakan bahwa konsep kesejahteraan dan kemiskinan perlu dikenalkan kepada para santri agar menumbuhkan rasa kepedulian yang tidak hanya memahami dari sisi material, tetapi juga dari sisi spiritual.
“Saya kira hal ini merupakan kegiatan yang sangat baik karena pesantren Al-Ghozali merupakan salah satu aktor utama dalam pembangunan nasional yang mana punya peran penting baik dari sisi pendidikan maupun termasuk membangun ekosistem ekonomi syariah yang terintegrasi,” jelasnya dalam keterangan resmi, Sabtu (21/6/2025).
Irfan Syauqi Beik menambahkan bahwa kegiatan ini memiliki orientasi yang positif dari sisi pendidikan dan pembangunan ekonomi syariah.
Selain Irfan Syauqi Beik, Kepala dan Sekretaris CIBEST IPB serta Ketua Program Studi S2 Ekonomi Syariah, Laily Dwi Arsyianti, Rahmat Yanuar, dan Resfa Fitri juga turut hadir dalam sosialisasi edukasi santri Pondok Pesantren Al-Ghozali.
Para santri juga diajari untuk memahami materi ekonomi pembangunan syariah dan perhitungan model CIBEST.
Sementara itu pengelola Pesantren Al-Ghozali, Gus Qoyyum mengapresiasi, memberikan apresiasinya terhadap program sosialiasasi edukasi model CIBEST ini.
“Kami sangat mengapresiasi program dospulkam yang diinisiasi oleh IPB, pogram ini sangat iniovatif dan merupakan bentuk kontribusi nyata perguruan tinggi kepada masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Irfan menilai bahwa Pondok Pesantren Al-Ghozali luar biasa karena mampu bertahan dengan mengelola sumber daya manusia (santri) secara mandiri.
Maka dari itu, model CIBEST yang diperkenalkan ini diharapkan bisa memberikan dampak positif kepada para santri dalam pemahaman konsep kesejahteraan dan kemiskinan dari perspektif syariah.