
IPB University merilis tiga inovasi teknologi unggulan hasil riset di bidang pertanian untuk membantu meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Inovasi itu antara lain Komunitas Stasiun Cuaca Otomatis atau Automatic Weather Station Community (AWS-Community), varietas padi unggul IPB 12S, 13S, 14S, dan 15S, serta robot pendeteksi penyakit tanaman cabai berbasis kecerdasan buatan atau AI.
“Ini sebagai komitmen IPB University dalam menjawab tantangan pertanian modern melalui inovasi,” ungkap Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Agromaritim, Ernan Rustiadi, dalam keterangannya, Kamis (15/5/2025).
“Kami berkomitmen agar inovasi-inovasi ini tidak hanya menjadi capaian akademik, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan pembangunan pertanian nasional,” imbuh dia.
Sementara itu, Rektor IPB University, Arif Satria, menyampaikan bahwa pihaknya memiliki lebih dari 1.000 inovasi yang akan diperkenalkan kepada publik secara bertahap.
“Melalui peluncuran yang semakin rutin, kami berharap hasil riset ini dapat segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama para petani,” ucap Arif.
Ia menekankan pentingnya keselarasan hasil riset dengan pemanfaatan di lapangan. Terutama bagi varietas padi unggulan yang telah dikembangkan di 26 provinsi.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengaku mengapresiasi peneliti IPB dalam pengembangan teknologi pertanian.
Sudaryono menyatakan, pengembangan sistem pertanian berbasis data dan AI penting dilakukan. Ia pun meminta agar hasil riset disederhanakan dan dikemas agar mudah dipahami dan digunakan oleh petani.
“Jangan sampai inovasi kalah dengan konten viral yang tidak berbasis data. Kita harus dorong teknologi dari perguruan tinggi agar benar-benar sampai ke tangan petani,” sebut dia.
Pihaknya mendukung adopsi inovasi teknologi oleh perguruan tinggi di tingkat nasional. Sudaryono secara pribadi turut membeli dan menyumbangkan 10 unit AWS-Community serta beberapa robot pendeteksi penyakit cabai.
“Kementan siap membeli benih unggul hasil penelitian IPB, termasuk varietas padi baru untuk memenuhi kebutuhan 11 juta hektare lahan pertanian setiap tahun,” tutur Sudaryono.