
Penemuan yang terjadi pada Juli 2024 ini telah dipublikasikan secara ilmiah dalam jurnal internasional pada 9 Mei 2025 dengan nama Bulbophyllum bukitrayaense, sebagai penghormatan terhadap lokasi penemuan.
Penemuan spesies baru ini memperkuat pentingnya eksplorasi dan pelestarian ekosistem hutan hujan tropis Kalimantan sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia, sebagaimana dikutip dari keterangan resminya kementrian kehutanan pada Rabu (22/5/2025)
Dalam konteks keberlanjutan, temuan ini menunjukkan bahwa masih banyak potensi biodiversitas yang belum terungkap, dan konservasi kawasan seperti TNBBBR menjadi kunci dalam menjaga kelestariannya.
Secara morfologis, Bulbophyllum bukitrayaense memiliki kemiripan dengan B. scabrum Vermeulen & Lamb dan B. ovalifolium, tetapi dibedakan oleh karakter khas seperti bentuk labellum roket, permukaan ovarium yang ditutupi papilosa-muriculate, dan tepi bergelombang pada labellum. Ciri-ciri ini menegaskan tentang keunikan spesies ini.
Genus Bulbophyllum merupakan salah satu yang terbesar di dunia, dengan sekitar 2.000 spesies, hampir 300 di antaranya ditemukan di Kalimantan.
Sejak diterbitkannya karya monografi Bulbophyllum of Borneo, berbagai ekspedisi botani terus dilakukan untuk menemukan keanekaragaman genus ini, termasuk penemuan terbaru ini.
Penemuan ini menjadi bukti bahwa Kalimantan masih menyimpan kekayaan hayati yang luar biasa.
Upaya pelestarian kawasan hutan tropis tidak hanya penting untuk perlindungan spesies, tetapi juga untuk memastikan keberlanjutan ekosistem, mendukung penelitian ilmiah, dan menjaga warisan hayati bagi generasi mendatang.